Menguak dan Mengenal Sejarah 2 Wabah Kuno Mematikan dari Sebuah Game yang di Angkat dari Kisah Nyata - Part: 2

 


:: A Plague Tale - Innocent & Requiem ::

(A Plague Tale - Requiem)

Yoo guys kembali lagi di Web Blog ku TeukuRaja.com dan Selamat datang di Plot A Plague Tale Requiem, Ini adalah Artikel Lanjutan Alur Cerita serta Plot dari Sequel pertama sebelumnya yaitu A Plague Tale - Innocent.

Cerita di Awali di bulan Juni tahun 1349. Selama rentang waktu 6 bulan, Amicia,  Hugo, Lucas, dan Beatrice hidup dalam kedamaian. Sementara Beatrice sedang sibuk mempelajari Prima  Macula, Amicia dan Lucas menemani Hugo bermain di taman, namun karena Lucas harus belajar  lebih banyak tentang alkemis dari Beatrice, ia pergi di tengah mereka bermain. Amicia  dan Hugo lanjut bermain di dekat sungai, dimana disana mereka tanpa sengaja bertemu  dengan seorang bocah bernama Tonin yang memutuskan untuk ikut bermain. 

Namun ia segera  pergi setelah teringat bahwa ia harus bekerja membantu ayahnya mengurus peternakan. Belum puas, Amicia dan Hugo melanjutkan penjelajahan ke sebuah kastil, namun lantai kayu  yang mereka pijaki tiba-tiba runtuh, menjatuhkan keduanya ke area peteranakan lebah. 

Dalam upaya  mencari jalan pulang, keberadaan mereka diketahui oleh seorang pria pemilik tanah disana yang  menuduh mereka sebagai pencuri. Merasa terancam dengan kapak yang sedang digenggam oleh pria itu,  Amicia membawa Hugo berlari dari sana, memancing lebih banyak orang untuk mengejar.

Beruntung  mereka menemukan semak-semak dan menggunakannya sebagai tempat persembunyian, dimana disana  mereka menyaksikan bagaimana sekelompok orang itu, akan kita panggil Beekeeper, membunuh orang-orang  yang mereka anggap sebagai pencuri dengan keji.

Takut dimarahi oleh ibu mereka, Amicia dan  Hugo sepakat untuk tutup mulut soal ini, dan setelah menyelinap diam-diam melalui  semak-semak sambil mengalihkan perhatian Beekeeper menggunakan batu, tibalah mereka  di sebuah desa, tempat mereka melihat Tonin, bocah yang mereka temui di sungai tadi, sedang  dicekik oleh kakaknya karena dianggap lalai dalam mengawasi para pencuri.

Disana juga ada  satu pasukan Beekeeper lain. Amicia dan Hugo meminta Tonin untuk dilepaskan, namun tindakan  ini malah membahayakan nyawa mereka, karena itu hanya membuat kedua pasukan Beekeeper marah dan  langsung menyerang, memaksa Amicia untuk melawan balik dengan menikam salah satunya sampai mati.  Melihat bagaimana yang lainnya memojokkan Amicia dan Hugo, untuk pertama kalinya sejak 6 bulan  lalu, menggunakan kekuatan Maculanya lagi.

Di bawah alam sadar, Hugo mendapati diri berada di  pesisir pantai dalam sebuah pulau yang terletak di dekat 2 gunung besar, dimana disana, penyakit  Macula-nya mulai kambuh lagi dan bahkan semakin parah seiring dengan berjalannya waktu, hingga ia  kesulitan untuk bergerak. Mengikuti arahan seekor burung Pheonix, ia mencapai pohon dan kolam  kecil, dimana ketika ia menyentuh air itu, penyebaran Macula dalam dirinya secara  ajaib berhenti dan surut.

Hugo sadar bahwa ini adalah tanda yang diberikan padanya  tentang bagaimana penyakitnya bisa disembuhkan dengan menggunakan air itu. Namun sebelum ia  bisa bertanya tentang lokasi pulau itu, ia terbangun di kereta kuda di atas pangkuan Lucas. Hugo menceritakan mimpinya, bahwa ia diselamatkan oleh seekor burung Phoenix, sebelum kemudian  bertanya pada Amicia tentang apa yang terjadi di peternakan, tapi Amicia berpura-pura tidak  tahu dengan menjawab bahwa tadi mereka hanya bermain di dekat sungai dan bergegas pulang  di saat Hugo kelelahan. 

Mendengar ini, Lucas memberitahu bahwa mereka sedang dalam  perjalanan menuju Red City, tempat dimana mereka akan bertemu dengan alkemis hebat yang tergabung  ke dalam Order, sebuah kelompok berisikan para alkemis yang telah mempelajari tentang Macula  selama berabad-abad secara turun temurun. 

Namun di tengah perjalanan, kereta kuda  dicegat oleh 2 pasukan Beekeeper, salah satunya adalah paman Tonin, yang menanyakan tentang  keberadaan seorang gadis dan bocah laki-laki, mengatakan bahwa kedua orang itu menyusup masuk ke  dalam properti mereka tanpa izin dan menimbulkan kekacauan. Amicia segera menyadari bahwa bocah  laki-laki dan gadis yang dimaksud adalah Hugo dan dirinya, sehingga ia meminta ibunya untuk segera  membawa mereka pergi. 

Namun sebelum bisa pergi, salah seorang pasukan Beekeeper membuka kain  tempat Hugo bersembunyi dan langsung menyadari bahwa mereka lah yang menimbulkan kekacauan. Amicia segera dilempar jatuh, dan karena panik, kuda menarik kereta pergi menjauh dari sana.

Pasukan Beekeeper kemudian memanggil bala bantuan untuk mengejar kereta kuda dan mencari Amicia  yang sedang bersembunyi di semak-semak. Sial, keberadaanya segera diketahui oleh ayah  Tonin yang dengan marah, menuduh Amicia sebagai pembunuh anak pertamanya, kakak Tonin,  sebelum kemudian melemparkan api ke semak-semak, memaksa Amicia untuk berlari dan membela diri.  Melalui ladang terbakar, ia mendapati ibunya sedang ditahan oleh salah seorang pasukan  Beekeeper, tidak memberikannya pilihan lain selain menembakkan ketapel tepat ke arah kepala  pasukan, seketika membunuhnya di tempat.

Amicia terguncang dengan pembunuhan yang ia lakukan,  sementara Hugo jatuh pingsan. Untungnya, mereka semua baik-baik saja dan segera  melanjutkan perjalanan menuju Red City.

Terletak di Provinsi Provence, Red City  adalah kota yang penuh dengan kedamaian di bawah perlindungan penguasa Provence,  yaitu Victor dan Emilie. Amicia, Hugo, Lucas, dan Beatrice disambut dengan sangat baik  dan bahkan diberikan rumah secara cuma-cuma, karena Hugo dianggap sebagai orang yang sangat  penting. Setelah menikmati suasana meriah di kota, Amicia membawa Hugo yang sudah kelelahan ke  rumah dan menidurkannya. Namun sebelum tidur, Hugo berbicara tentang bagaimana Amicia  harus pergi ke pulau yang ia mimpikan, mengklaim bahwa pulau itu dapat menyembuhkan  segala macam penyakit. 

Amicia tidak terlalu memikirkannya dan membiarkan Hugo tertidur,  sebelum kemudian turun dan hilang dalam pikirannya, memikirkan kejadian di Guyenne ketika Hugo ditangkap oleh pasukan Inquisition

Ia menyelam terlalu dalam ke pikirannya  sampai-sampai tidak menyadari jeritan Hugo, paling tidak sebelum disadarkan oleh Lucas. Ketiganya  bergegas pergi memeriksa kondisi Hugo yang rupanya sudah semakin parah. Dan untuk itu, Beatrice  meminta Lucas dan Amicia untuk mencari seorang alkemis bernama Vaudin, alkemis yang tergabung  ke dalam Order dan memiliki wawasan luas mengenai Macula. Sepanjang perjalanan, Amicia kerap kali  menyalahkan diri atas memburuknya kondisi Hugo, mengingat ialah yang mengajak Hugo berjalan-jalan  hingga menyasar ke peternakan, namun Lucas selalu berusaha meyakinkan bahwa itu semua tidak benar,  mereka tidak pernah tahu bagaimana Macula bekerja. 

Setelah bertanya pada beberapa warga mengenai  keberadaan Vaudin, Amicia dan Lucas menemukan simbol Order dan memutuskan untuk mengikutinya,  dimana dalam pencarian ini, mereka mulai melihat sekilas seperti apa sebenarnya Red City.  Rupanya kota ini tidak sedamai yang mereka kira, karena wabah tikus telah mencapai bagian  kota yang lebih miskin dan sang penguasa Provence telah mengizinkan para pasukannya  untuk melakukan karantina dan pembunuhan terhadap orang-orang yang terinfeksi. Hal  ini dilakukan untuk mencegah penyebaran wabah lebih luas lagi.

Melihat kenyataan ini,  Lucas yakin wabah tikus bisa mencapai Red City karena mereka membawa Hugo ke kota itu. Dalam pencariannya terhadap Vaudin, Amicia dan Lucas bukan hanya harus menghindari pengawasan  pasukan Provence yang tidak akan segan membunuh, karena mereka berdua telah menerobos batas  wilayah yang ditentukan, melainkan juga menghindari pengawasan sekelompok pasukan bayaran  atau akan kita panggil “Brutes” yang berada disana untuk mencari Vaudin. 

Cara membedakan  pasukan Provence dengan pasukan Brutes adalah dengan melihat warna bajunya. Pasukan Provence  menggunakan pakaian berwarna kuning, sedangkan Pasukan Brutes berpakaian warna merah. Selain  itu, mereka juga berada di 2 sisi yang berlawanan, pasukan Brutes beranggotakan para kriminal,  seperti penjahat, penyelundup, dan pencuri, sedangkan Pasukan Provence adalah pasukan yang  berada di bawah perintah penguasa Provence, orang-orang yang bertugas untuk melindungi  warga Provence. Nah, Kelompok pasukan Brutes ingin mencari Vaudin karena mereka yakin Vaudin memiliki obat yang dapat digunakan untuk menyembuhkan infeksi gigitan tikus.

Setelah menempuh perjalanan panjang, dikejar oleh kawanan tikus di area bawah tanah,  dan membunuh beberapa pasukan Provence dan Brutes, tibalah mereka di menara tinggi dengan simbol  Order, tempat mereka bertemu dengan Vaudin.  

Dalam pertemuan ini, Vaudin menyebut Amicia  sebagai “Protector” atau pelindung yang betugas untuk melindungi Hugo, sang pembawa  Macula, atau “Carrier”. Setelah mengetahui bahwa Hugo sedang dalam kondisi buruk, ia pergi bersama Amicia dan Lucas untuk memeriksanya.  

Dinding ruang kerja Vaudin menunjukkan 2  gunung besar yang ada dalam mimpi Hugo. Sesampainya di rumah, Vaudin segera  mulai melakukan pemeriksaan pada Hugo dan merawatnya bersama  Beatrice selama beberapa jam. Selama beberapa jam perawatan, Hugo kerap kali  terdengar merintih kesakitan dan menangis, membuat Amicia yang menunggu di luar, sangat khawatir.  Ia bahkan tidak terlalu percaya pada Vaudin, namun Beatrice memintanya untuk tetap tenang,  karena Vaudin adalah alkemis terbaik yang mereka miliki saat ini. Kini kondisi Hugo sudah stabil  kembali, namun hanya untuk sementara. 

Diperlukan bunga Nightshade yang terletak di pinggiran  kota untuk menstabilkan kondisinya lebih jauh, sehingga Amicia dan Lucas diminta  untuk mencari bunga itu secepatnya. 

Mereka terpaksa harus mengambil jalan  alternatif karena jalan utama sedang ditutup, dan sekali lagi, mereka menerobos batas  wilayah yang ditentukan, membuat nyawa keduanya terancam oleh keberadaan pasukan Provence. Setibanya di rumah Herbalis di pinggiran kota, Amicia dan Lucas sama sekali tidak menemukan bunga  Nightshade, padahal menurut Beatrice, Nightshade seharusnya ada disana. Situasi ini membuat  Amicia semakin khawatir dengan kondisi Hugo dan pikirannya menjadi terbebani. Sementara itu,  para pasukan Provence sedang berkeliaran di taman rumah Herbalis untuk mencari tanaman yang dapat  digunakan sebagai obat. Melihat Amicia tidak kuat melanjutkan perjalanan, Lucas memutuskan untuk  menyelinap keluar seorang diri demi mencari bunga Nightshade, berjanji akan kembali setelah itu. Namun Amicia menjadi semakin khawatir ketika ia menunggu dan Lucas tak kunjung kembali. Tidak  lama kemudian, suara teriakan Lucas terdengar, membuat Amicia sadar bahwa Lucas sedang berada  dalam bahaya dan ia pun bergegas pergi mencari, mengabaikan perasaan takut dan stres yang ada  dalam dirinya. Mendapati Lucas sedang diancam oleh salah seorang pasukan Provence, Amicia langsung  menembakkan ketapel, seketika membunuhnya.

Lucas mengatakan bahwa ia telah berhasil menemukan bunga  Nightshade dan mengajak Amicia untuk pulang, namun suara ketapel tadi memancing kedatangan lebih  banyak pasukan, membuat Amicia terpancing untuk membunuh mereka semua, terlepas dari permohonan  Lucas untuk pergi dari tempat ini secepatnya. 

Dengan amarah yang meluap-luap, Amicia  membantai hampir seluruh pasukan Provence yang menghampirinya, paling tidak sebelum pemimpin  mereka, The Beast datang menghentikannya. Sebagai akibat dari itu, Amicia dan Lucas ditahan  dalam sel penjara dan akan segera dieksekusi, namun ketika mereka dikeluarkan untuk digantung,  Lucas melemparkan ramuan alkimia Stupefacio ke dalam api untuk membutakan para penjaga sementara.  Setelah mengambil kembali beberapa peralatan yang dirampas, seperti ketapel dan bunga Nightshade,  Amicia dan Lucas memanfaatkan Ballista di gudang untuk menciptakan distraksi, memberikan  mereka kesempatan untuk melarikan diri.  

Setibanya di rumah, bunga Nightshade  segera diberikan pada Vaudin, Selama 2 hari lamanya, Amicia menunggu di luar  kamar tanpa kepastian, hingga di saat ia hendak ikut campur, Vaudin keluar dan menjelaskan  bahwa Macula yang ada dalam diri Hugo telah mencapai ambang akhir. Artinya, tidak  lama lagi, Hugo akan menemui ajalnya, tidak ada cara untuk menyelamatkannya. Untuk  itu sebelum kondisinya semakin memburuk dan wabah tikus menjadi semakin liar, Vaudin  menyarankan agar Hugo segera ditempatkan di markas Order di Marseille untuk kemudian  dipantau sampai pada hari kematiannya. 

Amicia menentang keras usulan Vaudin dan berbicara  tentang pulau yang dimimpikan oleh Hugo, yang dimana perkataan ini segera ditepis oleh  Vaudin yang dengan tgeas mengatakan bahwa itu hanyalah fantasi anak-anak dan bahwa  kini Amicia sedang berusaha menyangkal kenyataan. Emosi Amicia meluap-luap, namun  ia tahu ia tidak bisa berbuat apa-apa lagi, selain pasrah mengikuti kehendak Vaudin untuk  membawa Hugo ke markas Order di Marseille.  

Vaudin kemudian memberitahu bahwa ia memiliki  anak buah bernama Joseph yang sedang menunggu mereka di kapal di sebuah pelabuhan. Karena  itu, Amicia dan Lucas dikirim untuk melakukan kontak dengannya, paling tidak agar Joseph  mengerti bahwa mereka benar-benar akan datang. 

Dalam perjalanan ini, Amicia dan Lucas harus  menghindari pengawasan pasukan Provence yang mengharapkan seluruh warga untuk tetap berada  di dalam rumah karena sudah lewat jam malam.  

Namun sepanjang perjalanan, Amicia kerap kali  mengutarakan rasa frustasinya pada Lucas mengenai kondisi Hugo. Ia sekali lagi berbicara tentang  pulau yang dimimpikan oleh Hugo, dan disini  

Lucas juga mulai percaya bahwa pulau itu memang  benar-benar ada, terbukti dari lukisan di dinding ruang kerja Vaudin. Sesampainya di pelabuhan,  mereka melihat Joseph sedang berusaha ditangkap oleh salah seorang pasukan Provence, namun Joseph  melawan dan melarikan diri menggunakan kapalnya. 

Sebelum kapal pergi menjauh, Amicia berteriak,  mengatakan bahwa ia dikirim oleh Vaudin. Namun Joseph tampaknya tidak peduli lagi, paling tidak  sebelum Lucas memberitahu bahwa mereka membawa seorang bocah. Joseph seketika berempati dan  memutuskan untuk membantu, meminta mereka untuk bertemu di dermaga berikutnya. Sial setibanya  di dermaga itu, guncangan besar terjadi dan Amicia segera menyadari bahwa ini adalah perbuatan kawanan tikus yang disebabkan oleh Hugo. Artinya, Hugo sedang dalam kondisi yang tidak  baik-baik saja. Untuk itu, ia berlari seorang diri menuju rumahnya, sementara Joseph  dan Lucas akan berlayar ke pelabuhan terdekat dari rumah mereka untuk menjemput Amicia,  Beatrice, dan Vaudin nanti. 

Benar saja, guncangan besar itu diakibatkan oleh kawanan tikus  yang mulai bermunculan dengan sangat agresif, menghancurkan segala sesuatu di jalan mereka. Amicia berlari sekencang mungkin dan berhasil mencapai rumahnya, hanya untuk mendapati  Hugo dalam kondisi kejang-kejang dan Vaudin sedang marah-marah, seenaknya meminta  Beatrice untuk menenangkan putranya, padahal itu semua bisa terjadi karena ia terlalu  memaksa Hugo menjalani perawatannya. Bersamaan dengan upaya Amicia menenangkan Hugo, sebagian  rumah runtuh, menjatuhkan Vaudin dan membunuhnya.  

Beruntung sebelum rumah mereka runtuh sepenuhnya,  Amicia berhasil menenangkan Hugo, secara tidak langsung meredakan kawanan tikus. Saat tersadar,  Hugo tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi, dan Amicia segera membawa Hugo dan Beatrice ke  pelabuhan tempat Joseph dan Lucas menunggu mereka.  

Kelimanya kemudian meninggalkan Red City yang sudah hancur tak bersisa. Di tengah perjalanan menuju Kota Marseille,  Hugo bersikeras mengatakan bahwa ia tidak ingin pergi kesana, karena ia takut ia hanya  akan membawa malapetaka seperti yang terjadi di Red City. Sebaliknya, ia sangat ingin  mencapai pulau yang ada dalam mimpinya, pulau yang bisa menyembuhkan penyakitnya.  Mendengar ini, Amicia segera menenangkan Hugo dan berjanji akan melakukan apa yang  terbaik untuknya.

Beatrice kemudian datang dan meminta Hugo dan Lucas untuk pergi menemui  Joseph, sang kapten kapal, sementara ia sendiri berusaha meyakinkan Amicia bahwa apa yang mereka  lakukan, yaitu menyerahkan Hugo ke tangan Order di Kota Marseille adalah hal yang benar, karena  Order memiliki peralatan yang diperlukan untuk menangani kondisi Hugo. Namun Amicia tidak  pernah setuju dengan pemikiran ibunya, ia berpikir tindakan itu hanya akan menyiksa Hugo.  Di tengah perselisihan ibu anak, Joseph mengatakan bahwa kapal tersangkut oleh serpihan dari  sisa-sisa reruntuhan Red City, tidak memberikan Amicia dan Lucas pilihan lain selain turun  untuk mendorong kapal menjauh dari serpihan itu.  

Namun dengan begitu, kini mereka harus mencari  jalan untuk kembali ke kapal yang sedang berlayar. Perjalanan mereka terhambat ketika kawanan  tikus kembali bermunculan sebagai akibat dari kekhawatiran yang dirasakan oleh Hugo  karena terpisah dengan kakaknya. Namun dengan memafaatkan alkimia dan ketapel, Amicia dan  Lucas pada akhirnya berhasil mengejar kapal, meski mereka sempat terpisah dan Lucas diserang  oleh pasukan Brutes yang dipimpin oleh seorang pria dengan sebutan “The Wall”. Mereka  melakukan penyerangan sebagai pembalasan karena sebelumnya Amicia telah membunuh beberapa  pasukan Brutes di tengah upaya mencari Vaudin. 

Tidak sampai disana, saat kapal mulai berlayar, pasukan Brutes mengepung mereka dari dataran tinggi, memaksa Amicia untuk membunuh mereka  menggunakan crossbow yang terpasang di kapal itu. Sayang, Joseph terbunuh di tengah pelayaran  ini, dan salah seorang pasukan Brutes berhasil menghentikan kapal dengan melemparkan jangkar.  Amicia mengambil crossbow dan menggunakannya untuk menghadapi pasukan berarmor, sebelum  kemudian berusaha melepaskan tali jangkar yang menjerat kapal. Sial upayanya ini  digagalkan oleh sang pemimpin pasukan, The Wall yang segera mengejar, dan seberapa jauh  pun Amicia berlari, The Wall berhasil menemukan dan menghajar kepalanya menggunakan gagang pedang, membuatnya terluka parah di bagian kepala. 

Melihat nyawa Amicia terancam, Hugo turun dari  kapal dan sekali lagi menggunakan kekuatan Macula, memanggil kawanan tikus yang kemudian berhasil  mengusir The Wall. Bersamaan dengan itu, tali jangkar yang menjerat kapal terlepas. Kini Amicia  dan Hugo terpisah dengan Beatrice dan Lucas, namun alih-alih berkumpul kembali, mereka setuju untuk  pergi mencari pulau yang ada dalam mimpi Hugo.

Luka pada bagian kepala Amicia sebagai akibat  dari hantaman The Wall tidak berhenti mengucur, sehingga ia menutupinya menggunakan kain  yang telah dibasuh dengan air sungai, sebelum kemudian melanjutkan pencarian pada pulau  yang ada dalam mimpi Hugo. Namun perjalanan ini dengan cepat terbukti terlalu berlebihan untuk  ditangani oleh Amicia seorang diri, karena meski telah ditutupi dengan kain, luka di kepalanya  semakin parah seiring dengan berjalannya waktu.  

Bagaimanapun juga, ia terus berusaha menahannya  dan tidak terlalu memikirkannya demi Hugo. Mendengar suara nyanyian dari kejauhan, Amicia dan  Hugo mengikutinya hingga mencapai kamp peziarah yang sedang melakukan perjalanan religius  menuju Roma. Mereka bertanya pada pendeta yang memimpin kamp itu bernama Perreux  mengenai keberadaan sebuah pulau yang terletak di dekat 2 gunung besar, dan meski  Perreux tidak mengerti pulau yang dimaksud, ia mengklaim memiliki peta Laut Mediterania.  Namun sayang sebelum bisa menunjukkannya, pasukan Provence datang untuk mencari Amicia dan  Hugo atas pembunuhan yang telah Amicia lakukan pada beberapa pasukan Provence.

Perreux segera  memahami situasi yang terjadi dan memutuskan untuk membantu Amicia dan Hugo melarikan diri dari sana. Dalam upaya pelarian ini, keberadaan mereka diketahui, memaksa Amicia dan Hugo untuk berlari  dan tanpa sengaja terjatuh ke sebuah jurang, memperburuk luka pada kepala Amicia. Namun karena  terdesak oleh para pasukan yang terus mengejar, keduanya harus melanjutkan perjalanan  dan masuk ke dalam area pertambangan yang dijaga ketat oleh pasukan Provence.  Disinilah untuk pertama kalinya,  

Hugo dapat merasakan keberadaan kawanan  tikus di bawah tanah dan menggunakannya untuk mengetahui gerak-gerik Pasukan Provence  dari kejauhan, membantu Amicia untuk melewati para pasukan yang sedang berjaga di  dalam ataupun di luar area pertambangan. 

Perjalanan yang sangat melelahkan ini  memperburuk kondisi luka Amicia semakin jauh, sampai-sampai ia tidak kuat lagi dan terjatuh.  Melihat para pasukan Provence tidak ada habisnya, Amicia terpaksa meminta bantuan pada Hugo  untuk menggunakan kekuatan Maculanya, mengendalikan tikus untuk membunuh sekumpulan  pasukan Provence yang berdatangan. 

Namun ini mendorong ambang batas Macula lebih jauh,  membuat Hugo kehilangan kendali dan ia tidak lagi mendengar permohonan Amicia untuk berhenti.  Sebagai akibat dari itu, tubuh Hugo kejang-kejang, sementara kawanan tikus datang secara  bergerombol dan sangat agresif. Amicia terpaksa harus mengabaikan rasa sakit di kepalanya untuk  menggendong Hugo yang telah kehilangan kesadaran, naik ke permukaan yang lebih tinggi, berlindung  dari serangan kawanan tikus. Tak lama kemudian, Hugo mendapatkan kembali kesadarannya dan Amicia  membantunya memanjat permukaan yang lebih tinggi, namun ia sendiri tidak bisa mencapainya.  Amicia terduduk pasrah, berpikir ini akan menjadi akhir dari perjuangannya, dan tepat pada  saat itu, seorang pria berarmor menghampiri Hugo.

Amicia tersadar di tengah hutan  dan Hugo segera menyambutnya, mengatakan bahwa pria berarmor yang datang  di saat mereka terkepung oleh kawanan tikus, membantu merawat luka Amicia dan membawa mereka  ke tempat yang aman. Pria berarmor itu terungkap sebagai “The Wall” yang nama aslinya adalah  Arnaud, pemimpin pasukan Brutes yang sempat memukul kepala Amicia dengan gagang pedang sampai  terluka parah. 

Dan kini, ia mengklaim ia tahu lokasi pulau yang dimimpikan oleh Hugo, pulau  itu bernama “La Cuna”. Setelah sekali lagi jatuh pingsan, Amicia terbangun di dekat api unggun dan  melihat Arnaud dan Hugo sedang asik mengobrol.

Sudah 2 hari sejak Amicia dirawat oleh Arnaud,  dan karena luka di kepalanya sudah membaik, mereka pun memutuskan untuk menempuh perjalanan  menuju Pulau La Cuna. Namun Amicia belum bisa mempercayai Arnaud sepenuhnya, sehingga ia  bertanya, kenapa Arnaud memutuskan untuk menyelamatkan mereka. Arnaud menjelaskan bahwa  ia tidak lagi memiliki satupun pasukan, sebagian pasukan Brutes mati terbunuh di tangan Amicia  dan pasukan Provence, sementara yang lainnya melarikan diri. Kini hanya tersisa dirinya, dan  akan lebih sulit baginya bila ia berjuang sendiri, berusaha menghindari pengawasan Pasukan  Provence yang tak akan segan membunuhnya, mengingat pasukan Brutes memang berada di sisi  yang berlawanan dengan Pasukan Provence.

Nah, Kini Arnaud tidak lagi tertarik untuk membunuh  Amicia, justru sebaliknya, ia memerlukan bantuan Amicia dan Hugo untuk melindungi dirinya, karena  ia tahu Hugo bisa mengendalikan kawanan tikus. 

Penjelasan ini terdengar cukup masuk akal  bagi Amicia, namun ia masih waspada dengan gerak-gerik Arnaud, berbeda dengan Hugo yang  telah percaya sepenuhnya pada Arnaud setelah melihat dia merawat luka kakaknya dan  membantu mereka.

Mengikuti arahan Arnaud, ketiganya berangkat menuju persembunyian seorang  penyelundup bernama Sophia untuk menyeberangi lautan menggunakan kapalnya, dimana sepanjang  perjalanan ini, Amicia baru mengerti bahwa dulu Arnaud adalah seorang Ksatria yang ditempatkan  di Guyenne untuk menghadapi prajurit Inggris, sama seperti ayahnya, Robert De Rune. Mereka bertiga menggunakan jalan pintas melalui gua-gua gelap yang dipenuhi dengan tikus  dan Amicia sempat berniat untuk meninggalkan Arnaud saat mereka terpisah, namun Hugo berhasil  meyakinkan kakaknya untuk mengurungkan niatan itu, mengatakan bahwa mereka memerlukan bantuannya.  Keluar gua, ketiganya masih harus menghadapi sekumpulan tikus, pasukan Provence, dan melalui  air bergelombang, sebelum akhirnya berhasil mencapai keberadaan Sophia di sebuah gua kecil.  Ini adalah tempat persembunyian bagi sebagian kecil pasukan Brutes yang masih tersisa. 

Di luar  dugaan ketika Arnaud meminta bantuan untuk membawa mereka ke pulau La Cuna menggunakan kapal,  Sophia bersedia membantu dan bahkan membuat Arnaud berjanji untuk tidak lagi menyakiti Amicia. Dengan ini, Amicia, Hugo, dan Arnaud pun bergegas pergi mencapai kapal sambil menghadapi beberapa  pasukan Provence yang menjaga, sementara Sophia sendiri akan menyusul karena ia ingin sedikit  berbincang dengan anak buahnya dulu. Hugo dan Arnaud kemudian mendahului ke kapal, meninggalkan  Amicia di rumah kayu dekat sana untuk beristirahat sembari menunggu kedatangan Sophia. Beberapa saat  kemudian, Amicia dikejutkan dengan suara gedoran pintu Sophia dari luar, terburu-buru meminta  untuk dibiarkan masuk. 

Amicia dengan cepat membuka pintu, dan tepat pada saat itu, salah seorang  pasukan Provence berhasil meraih Sophia dan hendak membunuhnya, memaksa Amicia untuk membunuh pasukan  Provence itu dari belakang, menyelamatkan nyawa Sophia. Keduanya kemudian menyusul Hugo dan Arnaud  ke kapal dan mulai berlayar ke arah pulau La Cuna.

Setelah berlayar cukup lama, tibalah mereka  di pulau La Cuna. Melihatnya dari kejauhan saja membuat Hugo sangat kegirangan, bahkan  ia rela bila ia ditakdirkan mati disini, paling tidak ia telah berlayar di kapal dan  melihat pulau yang ia mimpikan. Ia berkata-kata demikian karena ia telah diberitahukan  oleh Vaudin sebelumnya bahwa ia tidak memiliki banyak waktu lagi. Mendengar ini, Amicia  berjanji untuk tidak membiarkan hal itu terjadi.  

Kapal pada akhirnya berlabuh di pelabuhan pulau  La Cuna, pulau yang dikenal sebagai Surga Tropis dan merupakan tempat dimana Penguasa Provence,  yaitu Victor dan Emilie memerintah dengan damai. 

Baru saja menginjakkan kaki di pulau itu, Hugo  segera disambut oleh salah seorang warga dengan gembira, mengatakan bahwa kehadiran Hugo di pulau  ini adalah sebuah anugerah. Ketiganya kemudian mulai menjelajahi pulau La Cuna dan bertanya pada  para penduduk setempat mengenai keberadaan air yang dimimpikan oleh Hugo, namun tak ada seorang  pun yang mengetahuinya. Berjalan lebih jauh melalui festival yang diadakan untuk menghormati  “Child of Light”, apapun itu maksudnya, Amicia, Hugo, dan Arnaud mencapai sebuah upacara  tradisi yang dipimpin Penguasa Provence, namun karena Emilie terlambat, suaminya, Victor  mengumumkan keterlambatannya di depan publik.

Melihat Victor, Arnaud langsung menjadi agak  gelisah dan meminta Hugo untuk memanggil para tikus, sesuai dengan kesepakatan  mereka di awal. Amicia segera memahami apa yang terjadi. Rupanya sedari awal, Hugo  telah sepakat untuk membantu Arnaud dalam membunuh Victor menggunakan kekuatan Maculanya  sebagai balas budi karena telah menyelamatkan mereka sebelumnya. Namun motif dibalik upaya  pembunuh Arnaud ini masih belum diketahui. 

Keributan ini mengalihkan perhatian Victor  yang langsung mengenali Arnaud dan mengajaknya untuk berduel. Ia juga memerintahkan para  pasukannya untuk menangkap Amicia dan Hugo, memaksa keduanya untuk berlari dan berlindung  dalam sebuah rumah, dimana disana mereka sepakat untuk meluruskan kesalahpahaman dengan  Penguasa Provence. Amicia berhasil menghentikan Arnaud dengan menjatuhkan tiang ke kepalanya,  membiarkannya ditangkap oleh pasukan Provence, sebelum kemudian ia berusaha menjelaskan apa  yang sebenarnya terjadi pada Victor. Emilie datang tepat ketika Victor hendak menangkap Amicia  dan Hugo, dan setelah mendengar penjelasan Amicia, Emilie mempercayainya dan bahkan mempersilakan  mereka untuk makan dan tidur di kastilnya.

Keesokan harinya, Amicia dan Hugo diizinkan untuk  menjelajahi pulau La Cuna untuk mencari petunjuk terkait mimpi Hugo, dimana mereka bertemu  kembali dengan Sophia yang telah memahami kejadian kemarin berkat kemampuan observasinya dan  ketiganya pun mulai mengikuti petunjuk berupa arah patung burung pheonix, burung sama yang ada dalam  mimpi Hugo. Patung burung Pheonix tanpa disangka mengarahkan mereka pada sebuah reruntuhan  yang lantainya menunjukkan simbol Order, menandakan bahwa pulau ini entah bagaimana  terhubung dengan Order. Karena Sophia juga sudah terlanjur melihat semua ini, Amicia memberitahukan  tujuan utama mereka, yaitu untuk mencari air yang dapat menyembuhkan penyakit Hugo. 

Dengan  begitu, Sophia memutuskan untuk ikut membantu dengan berusaha memahami simbol Order di lantai  yang kemudian ia artikan sebagai petunjuk untuk menaiki 2 gunung besar di dekat sana. Dua gunung  besar ini biasa disebut sebagai “The Mothers”. 

Sepanjang perjalanan, ketiganya mempelajari  bahwa para penduduk pulau La Cuna memiliki kepercayaan dimana suatu saat nanti, ada seorang  anak, mereka sebut sebagai “Child of Embers” yang akan menyelamatkan dunia. Anak itu lah yang mereka  sembah dalam festival “Child of Light”. Amicia, Hugo, dan Sophia kemudian menghabiskan  beberapa waktu kedepan untuk berjalan mendaki gunung Mothers sampai kelelahan, namun  di tengah perjalanan, mereka mendapati jalur tertutup oleh sebuah gerbang. Salah seorang warga  disana kemudian menjelaskan bahwa gerbang sudah ditutup karena upcara akan segera dimulai,  dan setelah mendengar bahwa mereka ingin menghadiri upacara itu, ia memberitahu jalan  alternatif lewat jalur samping. 

Namun juga memperingatkan mereka akan pasukan Provence  yang melakukan penjagaan ketat di atas sana demi mencegah keributan kemarin terjadi kembali. Mereka bertiga mengikuti arahan warga tersebut dengan mendaki lewat jalur alternatif, dan  memang benar, area itu kini dijaga ketat oleh pasukan Provence, memaksa mereka untuk  menyelinap diam-diam melalui semak-semak, hingga mencapai tempat upacara diadakan. Disana  mereka melihat Victor dan Emilie sedang memimpin sebuah upacara yang dihadiri oleh beberapa pasang  wanita dan anak kecil. Dalam upacara ini, Victor dan Emilie berharap dapat membangunkan Child  of Ember yang mereka percaya akan menyelamatkan dunia, yang dimana Kedua penguasa Provence ini  akan berperan sebagai ayah dan ibu bagi anak itu. 

Yakin air yang dimimpikan oleh Hugo berada  di dalam kuil tersebut, Amicia dan Hugo menyamar menjadi salah satu dari mereka dan  mengikuti proses berjalannya upacara hingga masuk ke dalam kuil. Melihat simbol Order,  Amicia dan Hugo langsung mengerti bahwa dahulu kuil ini adalah milik Order, sebelum  kemudian digunakan kembali oleh Victor dan Emilie sebagai situs suci untuk menjalankan  upacara keagamaan mereka. 

Salah satu lukisan di dinding menunjukkan seorang bocah sedang  bersama seorang wanita. Berdasarkan apa yang dipelajari oleh Amicia di laboratorium ibunya  di Guyenne, bocah itu adalah Pembawa Macula pertama jauh sebelum Hugo dan wanita yang  sedang bersamanya adalah pelindungnya, sang Protector. Lukisan bocah itulah yang dipercaya  oleh Victor dan Emilie sebagai Child of Embers, seorang anak yang ingin mereka bangunkan  melalui upacara ini untuk menyelamatkan dunia. 

Intinya, Victor dan Emilie telah salah  mengartikan apa yang ada dalam kuil kuno milik Order dan memutuskan untuk membuat sebuah  sekte penyembah anak kecil, Child of Embers yang dipercaya dapat menyelamatkan dunia. Kepercayaan  ini disebar luaskan ke seisi pulau La Cuna, membuat seluruh penduduk yang tinggal disana  menganut ajaran itu dan menjalankan tradisi yang diajarkan pada mereka, padahal kenyataannya,  tidak ada yang namanya Child of Embers. Inilah kenapa keberadaan anak kecil sangat dihargai  di Pulau La Cuna, bahkan kedatangan Hugo dianggap sebagai sebuah anugerah. 

Nah kebetulan dalam upacara ini, dari empat pasang wanita dan anak, Amicia dan  Hugo terpilih menjadi pasangan yang dipercayakan dengan obor untuk membangunkan Child of Embers,  memberikan mereka kesempatan untuk masuk lebih dalam ke kuil. Namun di tengah proses upacara  berlangsung, Sophia yang sedang menyamar membantu mereka keluar dari sana melalui pintu belakang  yang mengarah pada semacam tempat perlindungan. 

Menelusuri tempat itu, Amicia, Hugo, dan Sophia  mendapatkan banyak informasi mengenai sejarah pembawa Macula pertama. Semua ini berawal  dari seorang bocah bernama Basilius yang terlahir dengan penyakit misterius Prima  Macula. Ia memiliki sosok pelindung atau Protector bernama Aelia, layaknya Hugo dan  Amicia. Karena ini adalah kasus pertama, Order mendirikan tempat perlindungan di dalam  sebuah kuil yang diperuntukkan bagi Basilius dan Aelia, agar anggota Order bisa mempelajari  penyakit Macula lebih jauh dan mencari solusi atas itu. Demi kepentingan penelitian, Basilius dirawat  dengan metode yang terbilang cukup menyakitkan, sama seperti yang dilakukan oleh Vaudin pada  Hugo beberapa waktu lalu. 

Metode yang menyiksa ini membuat Macula yang ada dalam diri Basilius  mencapai ambang akhir pada tahun 541, yang artinya ia tidak lagi memiliki banyak waktu. Sebagai  langkah antisipasi bila saja ada hal buruk yang akan terjadi, Order segera merebut Basilius dari  Aelia dan menahannya di sebuah fasilitas penahanan rahasia. Aelia memberontak, berusaha menyelamatkan  Basilius, namun karena itu, ia akhirnya dipenjara di sebuah benteng dekat menara bundar. Mengetahui seluruh kebenaran ini, Amicia percaya bahwa Basilius sengaja memberikan  Hugo mimpi mengenai pulau La Cuna untuk menuntun mereka mempelajari seluruh kejadian itu. Tapi  berbeda dengan mimpi Hugo, air kolam di luar tidak memberikan efek penyembuhan, yang dimana  hal itu ditanggapi oleh Amicia hanya sebagai simbol. 

Ia yakin yang dimaksud dengan air  penyembuhan adalah obat yang disembunyikan di suatu tempat. Tidak menemukan obat apapun dalam  kuil ini, Amicia, Hugo, dan Sophia memutuskan untuk pergi ke menara bundar untuk mencari  petunjuk dari sana. Bersamaan dengan itu, Victor dan Emilie datang, tidak memberikan mereka  pilihan lain selain menyelinap keluar diam-diam.

Di puncak menara bundar, ketiganya dapat  melihat sebuah benteng penjara yang diyakini sebagai tempat Aelia ditahan, dan benteng itu  terletak di pulau kecil di seberang. Untuk itu, mereka bergegas pergi kesana, berharap ada  petunjuk yang ditinggalkan. Namun sesampainya di benteng penjara, Amicia, Hugo, dan Sophia  menyaksikan bagaimana sekelompok orang penjahat sedang mengorbankan para budak pada kawanan  tikus. Mereka percaya bahwa dengan melakukan itu, mereka akan menyenangkan hati para tikus dan Child  of Embers, anak yang mereka sembah sebagai Tuhan.  

Tujuannya adalah agar mereka mendapatkan kekuasaan  yang jauh lebih besar dari penguasa Provence dan dapat mengambil alih atas seluruh dunia. Marah, Hugo memanggil kawanan tikus untuk membunuh para penjahat, membuat Sophia yang  baru mengetahuinya, terkejut tidak main. Amicia memarahi Hugo atas pembunuhan yang ia lakukan  dan menenangkannya kembali ketika ia bersedih, sebelum kemudian ketiganya melanjutkan perjalanan.  Saat malam tiba, kawanan tikus keluar secara bergerombol untuk menyantap tubuh para budak yang  dikorbankan bagi mereka, memaksa Amicia, Hugo, dan Sophia untuk menghindari pengawasan para penjahat  sekaligus kawanan tikus. 

Berhasil mencapai sebuah kapel, mereka turun ke penjara bawah tanah tempat  Aelia ditahan, dan Amicia dapat mengikuti petunjuk yang ditinggalkan oleh Aelia padanya. Sebuah  cincin yang terkubur di bawah tanah mengungkap lokasi fasilitas penahanan rahasia milik Order  tempat Basilius ditahan, yaitu di bawah lantai reruntuhan yang mereka temukan sebelumnya  di Pulau La Cuna, reruntuhan yang lantainya menunjukkan simbol Order. Untuk itu, ketiganya  pun memutuskan untuk kembali ke reruntuhan itu. 

Namun baru saja keluar kapel, mereka diserang  oleh pemimpin kelompok penjahat, Milo yang ketika melihat Hugo, segera menganggapnya sebagai  Child of Embers dan menghormatinya, berusaha meyakinkannya untuk bergabung dengannya. Hugo  marah dengan tindakan Milo akan pengorbanan para budak, namun sebelum Milo bisa meyakinkannya lebih  jauh, Sophia bangkit berdiri dan membunuhnya.  

Kematian Milo membuat anak buahnya marah dan mulai  menyerang, memaksa Amicia untuk menghadapi mereka. Namun jumlah para penjahat terlalu banyak  untuk ditangani seorang diri, sehingga Hugo yang menyadari hal ini memutuskan untuk ikut  campur dengan memanggil sekumpulan tikus ganas untuk membunuh mereka semua, menghancurkan seluruh  benteng penjara dalam proses. Amicia menenangkan Hugo dan membawanya pergi menggunakan perahu  dayung, menyeberang kembali ke pulau La Cuna.

Begitu tiba, mereka mendapati bahwa pulau  La Cuna kini telah dikuasai oleh para tikus sebagai akibat dari kemarahan Hugo di pulau  seberang. Situasi ini memaksa mereka untuk memanfaatkan penerangan sebaik mungkin hingga  mencapai reruntuhan dan mendorong sebuah pilar jatuh ke atas lantai dengan simbol Order, membuka  jalan menuju fasilitas penahanan rahasia. Amicia, Hugo, dan Sophia masuk ke dalam sana, melakukan  penjelajahan, dan menemukan sisa-sisa pertempuran antara Aelia dengan pasukan Order. Rupanya Aelia  berhasil melarikan diri dari penjara bawah tanah di kapel dan bergegas pergi menuju fasilitas  penahanan rahasia milik Order untuk menyelamatkan Basilius, dimana sepanjang perjalanan,  ia membunuh banyak sekali pasukan Order, namun berakhir kewalahan dan terbunuh di tempat  itu. 

Melihat sisa-sisa tulang Aelia, Hugo menjadi takut bila saja ini semua akan terjadi pada  mereka, ia takut Amicia akan mati, sehingga ia meminta mereka untuk mundur saja. Namun Amicia  berhasil menenangkan dan meyakinkannya untuk melanjutkan perjalanan demi mencari Basilius, berharap dapat menemukan sesuatu dari sana.

Ketiganya kemudian berjalan lebih dalam ke  fasilitas penahanan, dan meski perjalanan ini penuh pertentangan dari Hugo yang merasa  ketakutan akan sesuatu di bawah sana, mereka pada akhirnya berhasil mencapai lantai  paling dasar, tempat Basilius ditahan oleh Order.

Disinilah terungkap bahwa setelah Macula yang  ada dalam diri Basilius mencapai ambang akhir, Order menahannya di tempat mengerikan ini.  Dan karena ketakutan dengan kekuatannya, mereka memenjarakan Basilius layaknya binatang,  kedua tangannya dirantai dan ia sama sekali tidak mendapatkan perlakuan yang baik. 

Merasa sedih dan  marah, terutama karena dipisahkan dengan Aelia, Basilius melepaskan kawanan tikus ke seluruh  negeri, memulai wabah mematikan yang disebut sebagai Justinian Plague. Justinian Plague  berlangsung dari tahun 541 hingga 549, dan wabah mematikan yang serupa terjadi kembali pada tahun  1346, dikenal dengan sebutan Black Death Plague yang kini disebabkan oleh Hugo sebagai pembawa Macula kedua.

Hal ini secara tidak langsung telah menjelaskan bahwa kalau saja mereka mengikuti  arahan Vaudin untuk menahan Hugo di markas Order, maka mungkin hal yang sama akan terjadi, Hugo  akan dibiarkan mati sendirian seperti Basilius. 

Amicia mengerti bahwa Macula sengaja menuntun  mereka ke fasilitas penahanan rahasia milik Order untuk mempelajari semua ini, tapi  hingga kini, ia belum menemukan petunjuk mengenai obat yang bisa menyembuhkan penyakit  Hugo. Ketika ia sibuk memikirkan hal itu, keputusasaan Hugo akan penemuan ini menyebabkan  Macula menjadi liar dan tak terkendali, mengeluarkan gelombang tikus. Sophia segera  menyadarinya dan memperingatkan Amicia dan Hugo untuk melarikan diri. Beruntung mereka  bertiga berhasil mencapai permukaan tepat waktu, namun fasilitas Order kini hancur tak bersisa. Bersamaan dengan kondisi Hugo yang sudah lebih tenang, gelombang tikus mereda, dan di titik  inilah, Amicia sadar bahwa satu-satunya hal yang harus mereka lakukan untuk menghentikan seluruh kekacauan ini adalah dengan membawa Hugo pulang ke rumah milik keluarganya  yang terletak di pegunungan terpencil dan hidup dengan damai disana. 

Untuk itu, bersama  dengan Sophia, mereka memutuskan untuk pulang, Di tengah perjalanan menuju pelabuhan,  salah seorang pasukan Provence datang untuk memberitahu bahwa Victor dan Emilie  mengundang mereka ke kastil untuk menemui 2 tamu, yaitu Beatrice dan Lucas. Untuk itu, sementara  Amcia dan Hugo pergi menemui Beatrice dan Lucas, Sophia menyiapkan kapal di pelabuhan. Sepanjang  perjalanan, mereka melihat kehancuran pulau La Cuna dan penderitaan yang dialami oleh para  warga karena terinfeksi oleh gigitan tikus, bahkan beberapa diantara mereka mulai  meragukan keyakinannya, mengatakan bahwa bukannya menyelamatkan dunia, kehadiran Child of Embers malah menyebabkan kehancuran total.  

Hugo sangat sedih melihat bagaimana penyakitnya  menghancurkan pulau yang semula sangat indah ini. Sesampainya di sebuah ruangan,  bertemulah mereka dengan Beatrice dan Lucas. Amicia dan Hugo segera melepas rindu  dan menjelaskan apa yang mereka temukan tentang Basilius, sebelum kemudian mengajak Beatrice  dan Lucas untuk pulang ke rumah dan hidup damai disana, seperti beberapa bulan lalu ketika  mereka meninggalkan Guyenne. Dengan begitu, ia percaya wabah Black Death akan berhenti  seiring dengan berjalannya waktu. Beatrice menyetujui ide itu, namun sebelum  mereka pergi, salah seorang pasukan Provence datang untuk memberitahu bahwa  Victor ingin bertemu dengan Amicia.

Mau tidak mau, karena ini adalah perintah  penguasa Provence, Amicia mengikuti pasukan itu menemui Victor yang kemudian membawanya  pada sebuah ruangan, dimana dalam ruangan itu, Victor tiba-tiba mengeluarkan pedang dan berusaha  menyerang. Amicia menghindar, namun kemudian ia ditendang jatuh dari tangga hingga lengan  kanannya terkilir. Sambil merintih kesakitan, Amicia secara perlahan menjauh dari Victor yang  mulai mengungkapkan seluruh rencananya. Rupanya sedari awal, Victor sudah mengerti sejarah  Macula sesungguhnya, bahwa Basilius adalah anak pertama yang menderita penyakit Macula dan  lain sebagainya. Namun ia sengaja membentuk sekte dengan pengajaran yang ia karang sendiri, mengenai  seorang anak kecil, disebut Child of Embers yang akan menyelamatkan dunia. Semua ini ia lakukan demi Emilie, istrinya. 

Emilie memiliki masa lalu kelam dimana kedua orang tuanya tidak pernah  memperlakukannya dengan baik, sampai-sampai ia pernah mencoba mengakhiri hidupnya sendiri  dengan meracuni tubuhnya. Karena itu, Victor membawanya ke pulau La Cuna dan menceritakan  cerita karangannya mengenai Child of Embers yang dapat menyelamatkan dunia, memberikannya harapan  untuk hidup. Emilie percaya dengan cerita itu dan menyebarkannya pada seluruh penduduk di Pulau  La Cuna, membuat semua orang percaya dengan ajaran sesat Victor. Nah kini, Emilie meyakini  Hugo sebagai Child of Embers, sehingga untuk menjadi ibu dari Hugo, Amicia harus dibunuh.  Tentu ini juga adalah salah satu kepercayaan yang dikarang oleh Victor, bahwa Emilie harus  menjadi ibu dari Child of Embers. 

Victor sendiri menginginkan Hugo karena ia sudah tahu  tentang kemampuan pengendalian tikus yang ada dalam dirinya. Dan sama seperti Vitalis,  pemimpin Inquisition di Guyenne, Ia ingin memanfaatkan kemampuan itu untuk menciptakan  tatanan dunia baru di bawah kekuasaannya. 

Tepat ketika Victor hendak menyerang, Amicia  melawan balik dengan memukulnya menggunakan penahan lilin dan bergegas melarikan diri dari  sana. Mencapai halaman tengah kastil, ia menemukan Beatrice diikat dan hendak dikorbankan oleh Emilie  dengan alasan yang sama, bahwa Hugo tidak boleh memiliki ibu selain dirinya. Lucas juga diikat di  dekat sana. Amicia menunjukkan dirinya dan dengan marah menentang kehendak Emilie, namun ia segera  dilumpuhkan oleh Victor. Belum menyerah, Amicia memutuskan untuk menghadapinya, terlepas dari  kondisinya yang sudah begitu parah. Ia merebut pedang Victor dan mencoba menyerangnya, namun  sama sekali tidak kuat, bahkan untuk melayangkan pedang itu. Pada akhirnya, Victor berhasil melukai  Amicia di sekujuran tubuhnya, membuatnya jatuh tak berdaya dan memotong rambutnya. Namun Victor tidak  jadi membunuh Amicia ketika Beatrice memohon-mohon kepada Emilie untuk menghentikannya.

Setelah sedikit berbicara tentang Child of Embers, Emilie melakukan apa yang ia inginkan. Hugo terbangun di dalam kastil dan kebingungan dengan  apa yang sebenarnya terjadi. Ia mencari Amicia, Beatrice, dan Lucas, namun tidak  menemukan mereka dimana-mana. Hingga di saat ia melangkah keluar  ke halaman tengah kastil.

Ia melihat ibunya dalam keadaan tak bernyawa  tepat di hadapannya. Emosi Hugo memuncak dan ia menyerah hampir sepenuhnya pada Macula, memanggil  kawanan tikus yang tak terhitung jumlahnya untuk membunuh seluruh pasukan Provence yang mengepung.  Tindakannya ini didukung penuh oleh Amicia. Emily sangat kegirangan, mengetahui bahwa asumsinya  benar, Hugo adalah Child of Embers. Namun kegirangan itu tidak berlangsung lama, karena  setelah menumpas habis para pasukan Provence, Hugo mengendalikan kawanan tikusnya untuk  membunuh Emilie. Victor berteriak histeris melihat istri yang dicintainya mati terlahap para  tikus dan berjanji akan membalaskan dendamnya. 

Lucas bersatu kembali dengan Amicia dan Hugo, namun tanah yang mereka pijaki retak dan hancur,  menjatuhkan ketiganya ke area bawah tanah.

Tersadar di area bawah tanah, Amicia mendapati  Hugo dalam kondisi katatonia, dimana ia membisu, pandangannya hanya kosong kedepan, dan tubuhnya  sangat kaku. Ini diakibatkan oleh pengaruh Macula yang begitu kuat, apalagi setelah ia  hampir menyerah sepenuhnya. Di titik ini, Amicia sudah pasrah, merasa lebih baik ia  tetap berada disini bersama Hugo, beristirahat, namun Lucas berhasil meyakinkannya untuk pergi  ke pelabuhan dan mencapai rumah di pegunungan.  

Lucas juga memperbaiki lengan kanan Amicia yang  terkilir. Menemukan jalan keluar, mereka mendapati sarang tikus dimana-mana dan ini semua diciptakan  oleh Basilius yang hilang kendali berabad-abad lalu. Untuk pertama kalinya, Hugo berbicara,  mengatakan bahwa ini adalah rumahnya dan ia tidak ingin pergi dari sini. Lucas tahu bahwa yang  berbicara bukanlah Hugo melainkan Macula yang ada dalam tubuhnya. Amicia berusaha mati-matian  mencoba menyadarkan Hugo dan dengan marah berbicara pada Macula bahwa mereka tidak akan  bisa mengambil alih atas tubuh adiknya. Perkataan ini membuat Macula marah dan mengeluarkan  segerombolan tikus, memaksa Amicia dan Lucas untuk membawa Hugo berlari keluar dari sana. Berhasil mencapai area luar, Hugo memandang ke arah api dan mendapatkan kembali kesadarannya. Mereka bertiga kemudian melanjutkan perjalanan sembari menghindari pengawasan pasukan Provence  yang masih meyakini Hugo sebagai Child of Embers, namun mereka percaya bahwa Hugo bisa menjadi jahat  karena dipengaruhi oleh Amicia. 

Ketika Amicia, Hugo, dan Lucas sudah berada di dekat pelabuhan,  mereka tidak sengaja mendengar percakapan para pasukan Provence yang berbicara tentang  bagaimana Arnaud akan segera dieksekusi dengan cara digantung. Hal ini menandakan bahwa  Arnaud masih hidup dan karena itu, Hugo mendesak Amicia untuk menyelamatkannya, mengingat kini  mereka sudah berada di sisi yang sama. Terpaksa, mereka harus menunda perjalanan menuju pelabuhan  untuk menyelamatkan Arnaud yang nyaris saja terbunuh. Terlepas dari pengkhianatan Amicia,  Arnaud masih bersedia untuk bekerjasama dengan mereka dan keempatnya pun berhasil mencapai kapal  yang sudah dipersiapkan oleh Sophia di pelabuhan.

Kapal berlayar ke rumah dan tampaknya semua  akan berjalan baik-baik saja. Namun kedamaian ini sekali lagi hancur ketika sebuah kapal layar dengan kecepatan tinggi melaju ke arah mereka, dan setelah diperhatikan, kapal itu dikendalikan oleh Pasukan Provence di bawah pimpinan Victor.  

Saat kedua kapal mendekat, pasukan Provence  mulai melempari api dan membajak kapal mereka, memaksa Amicia untuk melawan balik. Namun sayang  di tengah perjuangan ini, Amicia tertembak panah, membuat Hugo marah dan berusaha menyerang Victor dengan tangannya sendiri karena tidak ada tikus di tengah lautan. Victor  dengan mudah memukul tengkuk Hugo, membuatnya jatuh tak sadarkan diri dan  membawanya pergi. Sementara itu karena kewalahan dengan pasukan Provence, Arnaud  membawa tubuh Amicia menyebur ke laut.

Terdampar di pesisir pantai, Amicia disadarkan oleh Arnaud dan diberikan obat untuk lukanya. Arnaud kemudian memberitahu bahwa Hugo telah  dibawa ke Marseille untuk digunakan sebagai senjata dalam upaya menguasai seluruh Perancis. Sedangkan Sophia dan Lucas sedang mencari peralatan yang sekiranya penting di puing-puing  kapal. Menyusul ke puing-puing kapal, Amicia dan Arnaud bertemu kembali dengan Victor yang telah  menangkap Lucas dan Sophia. Victor mendatangi mereka setelah mengetahui bahwa Amicia belum mati,  karena ia terobsesi untuk membunuh Amicia sebagai bentuk pembalasan dendam atas kematian istrinya. Tidak memiliki pilihan lain, Amicia dan Arnaud menghadapi Victor dan para pasukan Provence.

Namun di tengah pertempuran ini, sebuah asap tebal muncul dari kota Marseille, membuat Amicia  sadar bahwa Hugo telah menyerah sepenuhnya pada Macula karena mengira kakaknya sudah mati.  Tindakan ini menyatukan Hugo dengan Macula, menjadikannya sebagai Nebula, titik konsentrasi  untuk sarang tikus yang secara perlahan akan menyebar dan melahap dunia. Asap tebal sampai ke  pesisir pantai, menutupi pandangan semua orang disana. Pertempuran kemudian berlanjut dan  disini Arnaud mengungkapkan bahwa ia sangat membenci Victor karena dahulu di masa perang  ketika ia masih menjadi Ksatria dan berjuang dalam pertempuran Perancis dan Inggris, Victor  meninggalkan Arnaud dan anak buahnya ke musuh untuk menyelamatkan dirinya sendiri. Karena itu,  Arnaud kehilangan sebagian besar anak buahnya dan putranya sendiri. 

Alasan itulah yang mendasari motif upaya pembunuhan Arnaud pada Victor, bahkan ia bergabung dengan pasukan Brutes untuk  menentang Pasukan Provence. Pada akhirnya setelah melalui pertempuran yang sangat sengit,  Victor berhasil menikam Arnaud, namun Arnaud memanfaatkan situasi ini untuk membuka  helm pelindung Victor, memberikan Amicia kesempatan untuk menembakkan ketapelnya  pada kepala Victor, seketika membunuhnya.  

Sebelum menghembuskan napas terakhir, Arnaud  meminta Amicia untuk menyelamatkan Hugo. Amicia kemudian melepaskan ikatan  Lucas dan Sophia dan bergegas pergi ke kota Marseille menggunakan kereta kuda  untuk menyusul Hugo. Setibanya disana, mereka mendapati para penduduk kota melarikan diri  dalam ketakutan dari segerombolan tikus yang tak ada habisnya. Dinding benteng dihancurkan dengan  mudah dan reruntuhan itu menimpa kereta kuda, membuat Amicia, Lucas, dan Sophia  jatuh tak sadarkan diri. Saat tersadar, ketiganya mendapati diri berada di dalam  kota Marseille yang telah hancur tak bersisa.

Di tengah perjalanan menuju Nebula, gelombang tikus menjatuhkan ketiganya, dan karena kaki Sophia terluka, Amicia dan  Lucas terpaksa berjuang tanpanya. Mereka berlari menghindari gelombang tikus yang menyerbu secara  konstan hingga menuruni reruntuhan, masuk ke dalam Nebula. Setibanya di bawah sana, Amicia dan Lucas terpisah, memaksa Amicia meneruskan perjalanan seorang diri di ruang supernatural, ruang yang  tidak terkait sama sekali dengan hukum alam. 

Dalam ruang supernatural itu, Amicia bisa mendengar suara Hugo yang mengatakan bahwa ia ingin bertemu dengannya, namun mereka hanya  bisa bertemu jika Amicia menerima apa yang hendak ia tunjukkan. Kata-kata ini terdengar cukup membingungkan, namun setelah dipikirkan berulang kali, Amicia pada akhirnya mengerti apa yang dimaksud oleh Hugo. Ia harus berhenti melawan para tikus dan menerima Hugo apa adanya. Dengan  begitu, ketika ia berpindah ke tempat dimana para tikus mengepungnya, alih-alih menghadapi para tikus, ia harus memadamkan api dan menerima Hugo

Setelah melakukan itu, Hugo menampakkan diri dan  mulai menjelaskan bahwa ia bertanggung jawab atas hancurnya tempat yang pernah mereka kunjungi,  tempat yang semula mereka anggap sebagai rumah.  

Kini keberadaannya merupakan ancaman bagi dunia, dan meski ia bisa hidup damai, seperti yang diinginkan oleh Amicia,  mustahil rasanya untuk selalu menghindari berbagai konflik dalam kehidupan yang akan  memunculkan rasa kecewa dan marah. Hidup dalam kedamaian tidak akan menghentikan wabah  tikus, hanya akan meredakannya saja. Untuk itu, Hugo meminta bantuan pada Amicia untuk  menghentikan dirinya, menghentikan Macula.

Di tengah kesendirian dalam pergulatan dengan  dirinya sendiri, Amicia tersungkur jatuh, tidak tega melakukan apa yang  diminta oleh Hugo padanya. Namun Lucas datang untuk menguatkannya,  mengantarnya ke sumber Nebula, tempat tubuh Hugo dapat terlihat. Meski terasa berat, Amicia harus melakukannya.

Satu tahun kemudian pada bulan Juni tahun 1350, Amicia hidup di sebuah rumah kecil di atas pegunungan seorang diri. Ia kemudian  dikunjungi oleh Sophia yang menjemputnya untuk melacak pembawa Macula berikutnya setelah Hugo. Lucas tidak ikut karena sedang fokus memperdalam ilmunya dalam alkemis. Kini sebagai protector, Amicia memiliki tujuan untuk menuntun Carrier dan Protector berikutnya  agar mereka tetap berada di jalan yang benar, agar mereka tidak terpisah seperti Basilius dan Aelia, dan agar mereka tidak berakhir seperti Hugo yang menyerahkan diri sepenuhnya  pada Macula. Sebelum berangkat, Amicia meminta waktu pada Sophia untuk mengunjungi makam Hugo, memberikan penghormatan untuk terakhir kalinya.

Game A Plague Tale Requiem berakhir disana, tapi  di bagian post credit scene, kita bisa melihat seorang bayi yang baru saja dilahirkan, terbungkus  dalam selimut, menunjukkan gejala Macula. Dan bila kita perhatikan baik-baik,  ada suara peralatan medis modern. 

Hal ini menandakan bahwa cutscene yang  kita saksikan setelah credit berakhir, mengambil setting pada era modern. Apakah ini  berarti akan ada seri A Plague Tale ketiga?  

Belum ada informasi lebih lanjut dari Asobo Studio (Developer), bisa jadi itu hanya ditambahkan sebagai penjelas bahwa wabah akan selalu ada, bahkan sampai ke era modern, dan itu memang terjadi.

Tapi masih ada satu kemungkinan lain di bagian  ending. Jika Amicia tidak tega membunuh Hugo, maka Lucas yang akan menggantikan posisinya. Ia menembak Hugo menggunakan Crossbow.

Dengan begitu, satu tahun kemudian ketika  Sophia menanyakan tentang Lucas, Amicia akan berbicara tentang bagaimana ia masih mengingat  dengan jelas di saat Lucas membunuh Hugo.

Oke, Sedikit penjelas bagi kalian yang mungkin masih  belum terlalu paham dengan cerita A Plague Tale.  

Macula adalah sebuah penyakit misterius yang  muncul pertama kali pada seorang bocah bernama Basilius. Ia memiliki sosok pelindung atau  protector bernama Aelia. Ketika Order mengetahui soal ini, mereka segera mendirikan tempat  perlindungan bagi Basilius dan Aelia, untuk mempelajari Macula lebih lanjut. 

Sayang karena  metode perawatan yang agak terlalu menyiksa, Macula yang ada dalam diri Basilius berkembang  dengan cepat dan mencapai ambang akhir pada tahun 541 (Referensi dari Wabah Justinian Plague). Ketakutan, Order merampas Basilius dari Aelia  dan menempatkannya di fasilitas penahanan rahasia, dimana disana kedua tangan Basilius dirantai  dan ia diperlakukan dengan sangat buruk. Aelia, di sisi lain, tidak terima dengan keputusan Order dan memberontak, menyebabkan ia dipenjara dalam sebuah benteng. 

Bagaimanapun juga, Aelia berhasil  melarikan diri dan menerobos masuk ke dalam fasilitas penahanan Order untuk menyelamatkan  Basilius. Ia membunuh banyak sekali pasukan Order, namun berakhir tewas di tempat. Kesedihan dan kemarahan Basilius tak terbendungkan, dan karena itu, ia melepaskan kawanan  tikus, menyebabkan wabah mematikan yang disebut sebagai Justinian Plague. Wabah ini berlangsung hingga tahun 549.

Berabad-abad kemudian, pada tahun 1343, Hugo De Rune terlahir dengan penyakit Macula. Penyakit ini menyebabkan wabah kedua yang dimulai pada  tahun 1346, dikenal sebagai wabah Black Death, dimana sama dengan Justinian Plague, segerombolan  tikus muncul begitu saja dan membunuh manusia.  

Hugo memiliki sosok pelindung atau Protector  bernama Amicia yang adalah kakaknya sendiri. Nah dari sinilah, kisah A Plague Tale Innocence dan Requiem berkutat. Beberapa pihak ingin memanfaatkan kekuatan Prima Macula  demi kepentingan pribadi, seperti Vitalis dari Inquisition dan Victor dari Provence. Sedangkan  kelompok Order ingin meneliti Macula lebih jauh.  

Kalau saja waktu itu mereka menuruti arahan  salah satu anggota Order, yaitu Vaudin untuk mengurung Hugo dalam markas Order, mungkin Hugo  akan bernasib sama dengan Basilius. Tapi untungnya Amicia berhasil menentangnya. Walaupun memang pada  akhirnya, Hugo salah mengambil keputusan dengan menyerahkan diri sepenuhnya pada Macula saat ia  mengira Amicia telah mati dalam pertempuran di kapal. Tindakannya ini menyatukan dirinya dengan  Macula dan menjadikannya Nebula. Sebagai akibat dari itu, kekaacuan yang semula sudah benar-benar  tak terkendali, semakin tak terkendali lagi, dan satu-satunya cara untuk menghentikannya adalah  dengan membunuh Hugo

Mimpi yang didapatkan oleh Hugo sengaja diberikan padanya oleh Macula  agar mereka bisa mempelajari semua hal yang terjadi di masa lalu. Air dengan efek penyembuhan  tidak berarti ada obat untuk menyembuhkan Macula, melainkan mungkin merupakan simbol bahwa dengan  hidup damai, wabah tikus bisa diredakan. Pada tahun 1350, Amicia tahu bahwa Macula tidak  akan ada habisnya, sehingga ia memutuskan untuk menuntun pembawa Macula berikutnya ke jalan  yang benar, seperti yang dilakukan oleh Aelia.  

Ironisnya, kita tahu bahwa pada akhirnya, Amicia  ditinggal mati oleh seluruh anggota keluarganya. Kira-kira seperti itulah ringkasan backstory-nya. Begitulah kisah A Plague Tale Requiem.

Teuku Raja

Philosophy and Psychology Addict, Culture and Humanity Activist, and Historical, Social, Technician Sains Enthusiast

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak