UANG, Antara Motivasi, Petunjuk dan Inspirasi Financial, Hingga Awal Kehancuran - Review Buku The Psychology of Money by Morgan Housel

 

Summary: The Psychology of Money by Morgan Housel | Wordsrated

:: SELAYANG PANDANG ::

Perilaku kita soal uang lebih penting daripada seberapa banyak informasi yang kita tahu soal mengelola keuangan. Halo semuanya! Balik lagi di Blog aku, Kali ini aku akan membahas buku The Psychology of Money karya Morgan Housel. Sebelum kita mulai, ada baiknya kalian aktifkan dulu Mode Membaca "Reading Mode" pada Smartphone kalian atau Aktifkan Mode Gelap (Night Mode) jika kalian membaca Artikel ini dalam Cahaya ruangan yang minim untuk menjaga kesehatan mata, karena kali ini aku bakalan rangkum hal yang sedikit sensitif dan lumayan panjang, hehe. Oke, So.. kita mulai dari.

:: APA SIH SEBENARNYA YANG DI BAHAS DALAM BUKU INI ? ::

"The Psychology of Money" karya Morgan Housel adalah sebuah buku yang menggali kedalaman psikologi dan perilaku manusia dalam mengelola keuangan dan membuat keputusan investasi. Housel membahas bagaimana aspek-aspek emosional, seperti ketakutan, keserakahan, dan ketergantungan pada narasi, dapat memengaruhi keputusan finansial jangka panjang. Buku ini menyoroti pentingnya pemahaman terhadap hubungan emosional manusia dengan uang, serta bagaimana pola pikir yang sehat dapat membentuk kekayaan jangka panjang. Housel menggunakan kisah-kisah kehidupan nyata dan sejarah ekonomi untuk mengilustrasikan konsep-konsepnya dengan cara yang mudah dipahami, menjadikan buku ini relevan dan bermanfaat bagi pembaca yang beragam latar belakang pengetahuan keuangan. Dengan pendekatan yang mendalam dan naratif yang kuat, buku ini memberikan wawasan berharga tentang bagaimana manusia dapat lebih baik memahami dan mengelola aspek psikologis dalam pengelolaan keuangan mereka.

"The Psychology of Money" menyajikan wawasan psikologis yang mendalam tentang cara kita berinteraksi dengan uang dan membuat keputusan finansial. Untuk informasi yang lebih akurat dan rinci, disarankan untuk membeli langsung ke buku tersebut di toko buku atau di Toko Online, atau jika kalian lebih suka membaca secara digital, kalian download aja eBook PDF buku ini di Link yang sudah aku siapin di paling bawah Artikel ini ya!. Tapi aku lebih rekomendasiin langsung buku fisik nya sih, karena sensasi membaca nya bakalan beda aja.

Nah Lanjut, Buku ini membahas bagaimana hubungan manusia dengan uang dari sudut pandang perilaku manusia. Kita bisa menggunakan uang dengan baik, bukan berasal dari apa yang kita tahu, tapi bagaimana perilaku kita soal uang.

Kita diajarkan kalau investasi, rancangan keuangan pribadi, dan keputusan bisnis ini soal matematika di mana data dan formula memberitahu apa yang harus kita lakukan. Kenyataannya justru berbeda. Mayoritas orang tidak membuat keputusan keuangan hanya berdasarkan dari laporan. Mereka justru membuat keputusan tersebut di meja makan atau di meeting room, di mana semua perasaan bercampur aduk, mulai dari kesombongan, keserakahan, marketing produknya yang bagus, pandangan kita soal dunia, dan sebagainya.

Di buku ini, Morgan akan menuliskan 19 cerita pendek yang menjelaskan cara aneh orang berpikir soal uang dan mengajarkan kita soal uang itu sendiri. Aku merangkumnya menjadi tiga hal penting dari buku ini: Pertama, Mengelola uang tidak harus pintar Orang jenius yang kehilangan ketenangan dalam mengatur keuangan mereka, maka akan berakibat fatal.

Garis antara "sangat berani" dan "sangat ceroboh" bisa setebal satu milimeter dan hanya terlihat dengan melihat ke belakang.

Hal sebaliknya, orang biasa yang tidak punya latar belakang keuangan bisa menjadi kaya apabila dia punya karakter perilaku tertentu soal uang, ini tidak ada kaitannya dengan kepintaran. Ada contoh yang menarik. Ronald James Read adalah seorang petugas kebersihan pom bensin dan donatur di Amerika Serikat. Ronald hidup sederhana, rutin menabung, dan pada akhir hayatnya dia mampu mengumpulkan 8 juta dolar.

Mayoritas dari kekayaannya lalu disumbangkan ke rumah sakit lokal dan perpustakaan. Kisah kedua adalah dari seseorang bernama Richard Fuscone. Dia merupakan lulusan Harvard dan eksekutif di perusahaan manajemen investasi bernama Merrill Lynch. Sepanjang hidupnya, dia banyak berhutang dan hidup sangat boros.

Hingga akhirnya, nasib malang tiba ketika krisis keuangan tahun 2008. Kejadian ini memaksa Richard untuk menyatakan diri bangkrut. Perbedaan nasib kedua orang ini bukan disebabkan oleh tingkat intelektual seseorang, tapi berdasarkan bagaimana perilaku mereka soal uang. Ronald hidup sederhana dan mengatur uangnya dengan baik, sedangkan Richard hidup dengan serakah dan boros.

"Dunia ini penuh dengan hal-hal nyata yang tidak pernah diamati oleh siapapun secara kebetulan." - Sherlock Holmes

Kesuksesan keuangan bukanlah ilmu yang kaku, tapi lebih ke soft skill di mana perilaku kita soal uang lebih penting daripada seberapa banyak yang kita tahu soal uang. Pengalaman yang kita miliki sampai saat ini ternyata sangat mempengaruhi penilaian kita soal uang. Ada contoh yang menarik. Orang yang lahir pada tahun 1950-an dan 1970-an memiliki pandangan yang berbeda soal pasar saham Amerika Serikat.

Bagi orang yang lahir pada tahun 1950-an, mereka merasakan sendiri betapa kecilnya hasil keuntungan dari pasar saham pada tahun 1960-an hingga 1970-an, karena pada saat itu secara rata-rata imbal hasilnya hanya satu digit. Sedangkan orang yang lahir pada tahun 1970-an punya persepsi yang berbeda. Mereka melihat pasar saham dalam kondisi naik pada tahun 1980-an dan 1990-an.

The Psychology of Money Summary | Four Minute Books


Inilah yang membuat orang yang lahir 1970-an punya persepsi yang lebih positif terhadap pasar saham daripada orang yang lahir pada tahun 1950-an. Contoh ini membuktikan kalau kita tidak bisa melupakan pentingnya pengalaman pribadi seseorang dalam membuat sebuah keputusan. Kedua, Fakta unik soal uang Ada cerita menarik antara dua orang penulis Kurt Vonnegut and Joseph Heller yang sedang berada di sebuah pesta seorang miliarder.

Kurt bilang ke Joseph kalau penghasilan miliarder itu dalam sehari lebih besar daripada seluruh pendapatan Joseph dari novel paling populernya. Joseph pun menjawab, betul, tapi dia punya sesuatu yang tidak mungkin dimiliki miliarder itu yaitu rasa cukup. Kita memiliki kebiasaan untuk membandingkan diri kita dengan orang lain.

Penghargaan terhadap nilai waktu sering memengaruhi keputusan finansial, menurut karya ini. Dalam Hal ini, kita akan melihat bagaimana pemahaman ini berdampak pada perencanaan keuangan jangka panjang, seperti mengelola utang, investasi, dan mempersiapkan pensiun.

Ini adalah proses yang tiada akhir dan akan selalu ada orang yang di atas kita. Ibaratnya di atas langit pasti ada langit. Yang paling penting, kita harus tahu rasanya cukup. Hal ini berarti kita menghindari perbuatan yang pada akhirnya membuat kita menyesal. Contohnya seperti kisah Bernie Madoff, dia adalah terpidana kasus ponzi terbesar dalam sejarah.

Bill Gates pernah berkata, “Sukses adalah guru yang buruk. Ini menggoda orang-orang pintar untuk berpikir bahwa mereka tidak bisa kalah.”

Penipuannya berlangsung selama 17 tahun dan melibatkan ribuan investor dengan nilai investasi mencapai miliaran dolar. Ini adalah contoh kasus di mana seseorang tidak tahu rasanya cukup. Mereka membawa diri mereka sendiri ke dalam jurang celaka karena mereka serakah dan tidak tahu saatnya harus berhenti.

Perlu kita pahami, banyak hal di dunia tidak sepadan dengan resikonya, misalnya dalam mengejar kekayaan, kita justru punya resiko kehilangan reputasi, kebebasan, teman, keluarga, dan sebagainya. Fakta unik lainnya yaitu kekayaan adalah sesuatu yang kita tidak lihat. Contohnya begini, ketika ada seseorang mengendarai sebuah mobil seharga 1 miliar, mungkin saja orang itu kaya raya.

Tapi, fakta yang kita tahu soal kekayaan dia adalah kalau dia sudah menghabiskan 1 miliar untuk membeli sebuah mobil. Morgan mengingatkan kita kalau sebenarnya ketika orang ingin bilang jadi miliarder, yang sebenarnya dimaksud adalah mereka ingin menghabiskan uang miliaran, sederhananya mereka ingin gaya hidupnya yang glamor.

Namun, logika ini bertentangan dengan menjadi miliarder. Morgan memberikan contoh kalau ada perbedaan mendasar antara wealth dan rich, mungkin kalau di bahasa Indonesia artinya sama-sama kaya. Namun ada perbedaan mendasar di antara keduanya. Rich adalah orang yang tinggal di rumah besar dan naik mobil mewah.

Orang dengan pendapatan besar adalah rich. Mereka menunjukkan kalau diri mereka adalah rich. Namun, wealth berbeda. Wealth itu tersembunyi. Wealth adalah pendapatan yang disimpan, bukan yang dibelanjakan. Jadi, sebenarnya yang kita lihat adalah rich bukan wealth. Mungkin saja ada orang yang terlihat rich, tapi sebenarnya hutangnya sangat banyak.

Namun, ada juga orang yang punya wealth yang besar, tapi tampilannya biasa saja tidak terlihat rich. Ketiga, Mempertahankan kekayaan tidak sama dengan membangun kekayaan Ada banyak cara untuk memperoleh kekayaan. Tapi, menurut Morgan hanya satu cara untuk tetap kaya yaitu gabungan antara hidup sederhana dan punya rasa takut.

Memperoleh kekayaan dan mempertahankan kekayaan punya pendekatan yang berbeda. Dalam memperoleh kekayaan, kita perlu mengambil resiko dan optimis. Sedangkan dalam mempertahankan kekayaan kita butuh mindset yang 180 derajat bertentangan yaitu harus lebih sederhana dan rasa takut kalau apa yang kita kumpulkan selama bertahun-tahun bisa hilang dalam sekejap.

Itulah sebabnya kita harus memiliki survival mindset dalam mempertahankan kekayaan. Pertama, kondisi keuangan yang kokoh. Kita harus punya manajemen uang yang baik, misalnya berapa bagian untuk investasi konservatif dan berapa bagian untuk investasi yang agresif. Pembagian ini harus jelas dan diamati dengan baik.

Hal ini bertujuan agar kita mampu menikmati kondisi keuangan yang baik dalam jangka panjang. Kedua, rencana yang kita susun mungkin tidak terjadi. Rencana yang baik harus bisa menyisakan ruang apabila gagal, artinya kita harus siap dengan opsi kedua apabila opsi pertama tidak berhasil. Seorang venture capitalist bernama Michael Moritz pernah bilang kalau kita tidak bisa berasumsi besok akan seperti kemarin dan kita juga tidak bisa berasumsi kesuksesan kemarin akan menghasilkan kekayaan di masa depan.

Ketiga, optimis tapi juga takut. Mungkin bagi sebagian orang hal ini cukup membingungkan, tapi esensinya adalah kita harus optimis terhadap masa depan, tapi kita boleh merasa paranoid pada rintangan yang kita hadapi saat menuju ke sana. Tentu saja, hal ini lebih menekankan kita harus selalu mawas diri dan waspada dalam mempertahankan kekayaan.

"Melewati tingkat pendapatan tertentu, yang Anda butuhkan hanyalah apa yang berada dibawah ego Anda".

Ada fakta sederhana yang jarang orang pahami soal kekayaan Warren Buffett. Dia bukan hanya seorang investor yang hebat, tapi dia adalah investor yang hebat selama 75 tahun lebih. Ini adalah rahasianya. Kesuksesan keuangan Warren bukan berasal dari mencari imbal balik hasil setinggi-tingginya, tapi bagaimana kita bisa mendapatkan imbal hasil yang relatif bagus dalam jangka waktu yang panjang.

Inilah yang akhirnya membuat compound effect bergulir sangat kencang dan mindset yang seharusnya kita miliki saat mengumpulkan kekayaan. Kita bisa membangun kekayaan tanpa pendapatan yang besar. Tapi, kita tidak bisa membangun kekayaan tanpa mindset yang benar soal uang. Silahkan komen di kolom komentar, pelajaran apa yang kalian dapat ketika baca buku ini.

:: KESIMPULAN DARI BUKU INI ::

Buku "The Psychology of Money" karya Morgan Housel menyuguhkan suatu pencerahan mendalam mengenai hubungan kompleks antara psikologi dan keuangan. Housel menyoroti peran emosi, keyakinan, dan persepsi dalam pengambilan keputusan finansial, menguraikan betapa pentingnya memahami sisi psikologis dari manajemen keuangan. Dengan menggunakan kisah-kisah nyata dan penjelasan yang jelas, buku ini mengajak pembaca untuk merenung tentang perilaku keuangan pribadi, menekankan bahwa pemahaman terhadap psikologi, lebih daripada pengetahuan keuangan murni, seringkali menjadi kunci sukses dalam membangun kekayaan jangka panjang dan mencapai kepuasan finansial. Dengan demikian, "The Psychology of Money" memberikan wawasan berharga dan praktis yang dapat membantu pembaca mengelola uang mereka dengan lebih bijaksana dan membangun hubungan yang lebih seimbang dengan aspek psikologis dari keuangan mereka.

:: Download Ebook "The Psychology of Money" karya Morgan Housel ::

- Download Versi [BAHASA INDONESIA]
- Download Versi [BAHASA INGGRIS]

:: SUMBER REFERENSI ::

Teuku Raja

Philosophy and Psychology Addict, Culture and Humanity Activist, and Historical, Social, Technician Sains Enthusiast

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak