Pengertian, Ciri dan Mitos juga Fakta Seputar Extrovert

Gambar: Ilustrasi Extrovert (dFunstation)


Hallo Sobat Reader, kembali Lagi nih bersama aku di postingan Terbaru. BTW, Sebelum kita membahas soal Pengertian, Ciri dan Mitos juga Fakta Seputar Extrovert, aku pengen Ngucapin dulu nih di bulan yang mulia ini untuk teman-teman Pembaca yang muslim selamat Menunaikan Ibadah Puasa, Semoga Allah SWT Menerima Ibadah kita di bulan yang penuh berkah ini, Amieenn..

Ok Guys, apasih yang kamu kau ketahui tentang Ekstrovert ??.
Apakah menurut kamu mereka adalah orang yang mudah bergaul, punya banyak temen, energetic, percaya diri, jago public speaking, atau sebaliknya ??.
Menurut kamu mungkin mereka adalah orang yang cereweeeettt banget yang kadang mungkin suka bikin kesel.. hehehe.

Nah, kalau kamu penasaran dan pengen tau fakta-fakta tentang Extroversion lebih dalam maka kamu sedang ada di artikel yang tepat, jadi di artikel ini aku bakal ngebahas tentang Ekstrovert dan miskonsepsi-miskonsepsi yang beredar di masyarakat nih.

Ok, jadi sebelum memulai pembahasan tentang extroversion aku pengen nyeritain sejarah singkat dulu nih tentang teori dari Extroversion yang digunakan saat ini, terutama Extroversion yang digunakan oleh orang awam.. karena kalau kita ngomongin soal teori Psikologi, ekstrovert itu ada di beberapa tes psikologi, seperti ada di MBTI dan mungkin ada juga di tes lain.

Ok, yang bakal aku bahas sekarang adalah ekstrovert yang ada di MBTI, yang tentunya sering banget nih dibahas sama semua orang..
Ngomong-ngomong tentang Extrovert, istilah tentang ekstrovert dan introvert itu sebetulnya pertama kali dipopulerkan oleh “Carl Gustav Jung” Ia adalah salah satu figur besar aliran psikoanalisis dari Swiss, terkait penulisan nama Jung meskipun ditulisnya JUNG dibacanya YUNG ya Jadi bukan JUNG.
Nah dalam bukunya “Psikological Types”, Yung mendeskripsikan tentang ciri-ciri orang yang ekstrovert, Extroversion itu sebenarnya cukup berkaitan dengan rangsangan eksternal.. Yung percaya bahwa para ekstrovert mengarahkan energi mereka melalui tindakan-tindakan eksternal yaitu kepada orang lain dan mereka juga memperoleh energi dari interaksi dengan orang lain.

Contohnya gimana bang ??.. jadi kayak gini, kalau di analogikan sebagai baterai, para ekstrovert itu Nge-Recharge energinya lewat komunikasi dan interaksi sosial dengan orang lain, Jadi mereka itu suka Social Gathering kayak misalnya pesta, ikut komunitas, demonstrasi dan lain sebagainya, makanya nggak kayak Introvert, mereka itu bakal ngerasa super bosen kalau misalnya kalau kelamaaan sendirian, gak berenergi lah kalau sendirian.. jadi seorang Extrovert itu butuh kehadiran orang lain untuk Nge-recharge energinya.

Nah, tapi balik lagi baik itu extrovert maupun introvert itu ngomongin tentang ENERGI, dapat energinya dari mana ??, entah itu pas sendiri atau pas lagi bareng orang lain, Terus apa aja nih kecenderungan dari seorang ekstrovert ??.

  1. Ekstrovert itu cenderung suka berinteraksi sosial, ya balik lagi ya karena seorang ekstrovert itu ngisi energinya saat bersama dengan orang lain, mereka itu jadi cenderung suka untuk berinteraksi sosial..
    kalau menurut psikologi dari Wake Forest University (2012), Extrovert juga cenderung friendly dan lebih banyak bicara daripada introvert, extrovert juga cenderung lebih nggak ragu untuk ngajak ngobrol orang dari berbagai background, itu yang pertama ya.
  2. Extrovert itu Cenderung berkaitan dengan kemampuan leadership, Maksudnya gimana ??.
    ekstrovert ini seringkali dipandang sebagai pemimpin yang baik karena mereka cenderung energetic dan mereka juga lebih asertif, aktif dan cenderung lebih terbuka sama orang lain.

Nah, barusan kan kita ngebahas Sedikit nih kecenderungan orang yang ekstrovert.. tapi masih banyak orang yang mungkin salah tangkap dan mempercayai mitos-mitos tentang Extrovert yang bisa jadi belum tentu benar juga.
Nah, terus apa aja dong miskonsepsi-miskonsepsi tentang ekstrovert ??.

Mitos Pertama:
Orang ekstrovert itu nggak butuh waktu sendiri, kenyataannya sebenarnya nggak juga.. baik introvert maupun ekstrovert itu bisa jadi butuh waktu sendiri, kepribadian itu nggak se-hitam putih itu, bukan berarti ketika ada seorang yang ekstrovert maka kamu jadi nggak butuh waktu sendiri, Jadi dibandingkan kamu membayangkan kepribadian sebagai dua titik Entahlah extrovert atau introvert, sekarang Coba deh kamu bayangin Extroversion dan Introversion itu sebagai sebuah continum, dengan kata lain sebuah garis yang kamu tuh bisa ada di garis tengah dan kalau kata “Donald Domina Petric” pakar Medical Psychology, sebenarnya kalau kita ngomongin kepribadian yang setiap orang itu kemungkinan besar gak akan ada di posisi yang ekstrem, entah itu ekstrem kiri atau kanan banget pasti aja ada di antara keduanya, jadi mau seseorang itu introvert atau ekstrovert bukan berarti seseorang itu gak punya Sisi kebalikan dari aspek kepribadian tersebut.. misalnya kamu dominan Extrovert, berarti ya utamanya kamu emang memperoleh energi dari orang lain tapi bukan berarti kamu juga gak butuh waktu sendiri kalau Yung sendiri, orang yang Mencetuskan teori kepribadian ekstrovert dan introvert bilang bahwa “There is no Such thing as a pure Extrovert”, artinya Nggak ada tuh orang yang PURE (Alami) benar-benar Extrovert atau pure benar-benar introvert doang, ini mitos yang pertama.

Mitos Kedua:
Orang ekstrovert pasti punya banyak teman dan mudah bergaul, padahal kenyataannya sebenarnya belum tentu.. meskipun tadi aku bilang bahwa orang ekstrovert itu cenderung lebih suka berinteraksi sosial tapi bukan berarti kemampuan interpersonalnya itu Selalu bagus..
Kemampuan interpersonal itu gak di tentukan oleh seberapa introvert atau seberapa extrovert kamu, justru kemampuan ini adalah sesuatu yang bisa dilatih baik oleh introvert maupun oleh Extrovert, seorang introvert bisa jadi lebih jago dalam berinteraksi dibandingkan seorang extrovert, nah seorang extrovert juga bisa jadi orangnya pemalu dan nggak bisa public speaking, balik lagi ke premis awal.. introvert atau ekstrovert itu ngomongin tentang energi, energi kita di dapatin darimana ??.. bukan tentang kemampuan sosial kita, itu yang kedua guys.

Mitos Ketiga:
Orang ekstrovert itu cenderung dangkal, What ??, Really ??.. aku sering denger nih banyak orang yang berasumsi bahwa para ekstrovert itu cukup “Shallow” (Bukan Swallow Yak) alias dangkal, Kenapa.. ??, karena mereka suka basa-basi di awal dan topik yang dibawa tuh biasanya mungkin kesannya Ya ringan-ringan gitulah, basa-basi doang gitu.. Padahal Ya sebenernya belum tentu juga sama kayak gitu, orang yang suka basa-basi bukan berarti gak suka juga ngomongin hal-hal yang deep dan personal.
Lagi-lagi Extroversion itu bukan berbicara soal suka ngobrol topik yang kayak gimana, Tapi Extroversion dan Introversion itu cuman ngomongin tentang Gimana mereka memperoleh energi.. jadi preferensi masing-masing aja tentang topiknya.

Mitos Keempat:
Orang ekstrovert pasti punya kemampuan leadership yang lebih baik daripada introvert, nah meskipun Tadi udah aku bilang ya kecenderungannya emang Extrovert itu bakal diingat Sebagai seorang pemimpin, tapi kenyataannya ini nggak selalu terjadi di semua orang baik introvert maupun Extrovert itu bisa jadi pemimpin yang baik kalau dia punya karakteristik pemimpin yang baik maka ia akan menjadi pemimpin yang baik mau dia introvert atau ekstrovert itu Nggak masalah, banyak juga kok introvert yang jago mimpin orang dan Sebaliknya banyak juga Extrovert yang hebat sebagai pemimpin.. miskonsepsi ini biasanya terjadi karena kita terkadang mencoba untuk meng-generalisir thread seseorang dan mengkotak-kotakan threat tersebut ke dalam kategori-kategori tertentu, Nah.. tapi manusia itu sebetulnya lebih kompleks dari itu, kita nggak bisa Sekedar memberi label introvert atau extrovert tanpa mempertimbangkan hal-hal lain, masih banyak banget berbagai faktor lain yang bisa menentukan kepribadian seseorang, dan pada akhirnya Kalau kita ngomongin introvert atau ekstrovert ini aku ulang terus menerus semuanya balik lagi ke cara orang mendapatkan energi, sisanya itu nggak ngaruh, gitu sih.

Dan ngomong-ngomong tentang introvert atau ekstrovert yang versi Yung atau dengan kata lain versi MBTI sebenarnya alat tes dari MBTI sendiri itu masih jadi perdebatan di dunia psikologi, hampir setiap psikolog yang aku kenal itu cenderung menolak untuk menggunakan MBTI sebagai alat tes yang digunakan secara serius, entah itu untuk keperluan rekruitmen, melihat kepribadian, apalagi diagnosis dan lain sebagainya.

Nah kenapa banyak sekali Psikolog yang gak setuju dengan MBTI, karena sebenarnya banyak hal yang dipertanyakan dalam konstruksi alat tes MBTI itu sendiri termasuk introvert dan ekstrovert ini, salah satu hal yang cukup mengkhawatirkan dari aku sebetulnya adalah validitas dan reliabilitas dari konstruk MBTI itu sendiri, Ok jadi gini.. teori yang dibuat oleh “Carl Gustav Jung” itu sebetulnya ia buat dengan sedikit sekali data empiris, jadi cenderung nggak pakai bukti yang REAL gitu, dan MBTI itu tuh berawal dari klaim Dia aja yang dia Coba ajarkan ke orang lain dan dia tulis di buku nya, sampai akhirnya “Myers dan Briggs” itu yang ngebuat MBTI mencoba mengaplikasikan Klaimnya Yung ini sebagai alat tes yang kita ketahui namanya sebagai MBTI.

Itu masalah pertama tentang validitas dari konsepnya sendiri yang dipertanyakan secara saintifik, masalah kedua adalah Reliabilitas.. Reliabilitas adalah indikator yang menunjukkan apakah sebuah tes kepribadian itu bagus atau enggak, reliabilitas itu adalah konsistensi si alat tes tersebut dengan kata lain ketika kamu ngerjain hari ini kamu dapat NTJ (iNtuition-Thinking-Judging) dan ketika kamu ngerjain nya 2 hari kemudian kamu tetap dapat NTJ.

Ini tuh penting dalam tes kepribadian, kepribadian kan cenderung menetap dan konsisten, jadi seharusnya hasilnya juga konsisten.. kalau kamu ngetes hari ini kamu dapat NTJ maka berbulan-bulan kemudian kamu ngetes, harusnya kamu tetap stabil di NTJ dan kalaupun berubah nggak berubah terlalu jauh, Nah.. That’s Why yang jadi masalah adalah ketika MBTI di tes reliabilitas antar waktunya bahkan ada data yang menunjukkan bahwa hampir 50% orang itu punya hasil yang berbeda dan gak konsisten setelah dua kali melakukan tes MBTI. 2 masalah ini menunjukkan bahwa MBTI bisa jadi gak valid maupun reliable sebagai tes kepribadian, ya maka dari itu makanya nggak heran gitu Banyak yang bilang kalau MBTI itu sebenarnya nggak ada gunanya gitu dan Gak ada artinya juga alias Meaningless kalaupun di tes.

Meskipun begitu ada juga sih hasil riset yang bilang sebaliknya kalau MBTI itu tetap berguna dan ada juga yang bilang kalau MBTI itu reliabel, aku sendiri sebenarnya menganggap bahwa MBTI itu tetap berguna.. tetapi tentu MBTI ini bukan digunakan buat tes yang serius, MBTI justru berguna untuk menjadi langkah awal buat mengenali diri kita dan ya buat seru-seruan aja gitu, buat orang yang awam banget sama tes kepribadian dan gak bisa mengenali dirinya aku pernah baca sih riset yang menunjukkan bahwa sebenarnya MBTI itu bisa banget ngebantu kita mengenali diri kita, Selain itu nggak bisa dipungkiri juga bahwa Ngerjain MBTI itu asyik cuy, sama kayak Zodiak, Golongan Darah dan sebagainya.

Manusia itu suka dilabeli dan di kategorisasi, Dan ini juga bisa jadi bahan kan untuk kita kenal sama diri kita sendiri maupun jadi bahan obrolan yang seru sama orang lain supaya kita bisa kenal mereka dengan lebih mudah. Nah, kalau aku sendiri balik lagi ya Meskipun aku tetep pakai MBTI.. Sebenarnya ada nih salah satu tes kepribadian yang aku lebih suka dibandingkan MBTI dan ini jauh lebih valid dan reliabel, udah terbukti sama ratusan bahkan ribuan penelitian sebelumnya, Wow.. Apaan tuh tes kepribadian nya ??.

Tes nya adalah tes “Big Five Personality”, Dalam tes ini kamu bisa dapat interpretasi tes psikologi yang Emang beneran udah valid dan reliabel dan kamu juga bisa mendiskusikannya dengan mentor atau Psikolog profesional yang bakal menginterpretasiin itu buat kamu dan Nge-Relate-in hasil tes kepribadian nya dengan masalah-masalah yang kamu alami. So, sekarang kan kamu udah paham nih Apa itu ekstrovert, mitos-mitos yang beredar dan karakteristiknya..

Nah kalau kamu mau tahu lebih lanjut tentang hal ini dan mungkin kalau pengen lebih mengenali secara dalam diri sendiri aku pribadi sih sangat menyarankan kamu untuk lebih membaca Banyak buku soal Psikologi juga tentang Kepribadian, Boleh juga soal Aktualisasi diri yang mungkin akan kita bahas kedepan. Jadi Terima kasih banyak untuk teman-teman pembaca yang sudah meluangkan waktunya untuk membaca Artikel yang (Mungkin) Berat untuk kamu, maafkeun juga kalau ada yang kurang dari segi penjelasan dan gaya penulisan, semoga ilmu yang di berikan tuhan kepada kita bisa bermanfaat untuk kita semuanya dan orang lain juga. 

Sumber Referensi:
– Psyline.id
– HelloSehat.com
– A journal of “Social Psychology”: Wake Forest University (2012)
– A journal of “Carl Gustav Jung”: Hall and Lindzey (1978)
– A journal of “Hans Eysenck”: Aiken (1993 : 86 – 87)

Teuku Raja

Philosophy and Psychology Addict, Culture and Humanity Activist, and Historical, Social, Technician Sains Enthusiast

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak